Qadzaf - Tugas Fiqih

                                                                         

  Qadzaf  

1.Pengertian Qadzaf

 yang arrtinya melempar / melontar.قذف يقذف  adalah bentuk mashdar dari  (قذف)Qadzaf           
Sedangkan menurut istilah syar’i, qadzaf ialah “melemparkan tuduhan berbuat zina kepada seseorang”.
    Menuduh artinya melemparkan sangkaan pada seseorang tanpa dikuatkan dengan bukti – bukti yang nyata. Dalam masalah qadzaf, orang yang menuduh tidak dapat menunjukkan bukti – bukti yang nyata. Menuduh sangat berbeda dengan memberikan kesaksian suatu perkara atau kejadian.

2.Hukum Qadzaf

            Menuduh seseorang berbuat zina adalah perbuatan kejahatan dan hukumnya HARAM.
Allah SWT berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya : “ Sungguh, orang – orang yang menuduh perempuan – perempuan baik yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar.” (Qs. An-Nur : 23)

Rasulullah SAW. Bersabda :

عَنْ اَبِي هُرَيْرَة عَنِ النَّبِي صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمِ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعِ الْمَوَبِقَاتِ ، قَالُوا : يَا رَسُولُ الله، وَمَا هُنَّ؟ قَالَ : الشِّرْكَ بِالله وَا السِّحْرُ
وَقَتْلَ النَّفْسَ اللَّتِي حَرَّمَ الله اِلَّا بِا الْحَقِّ وَ اَكْلُ الرِّبَا وَ اَكْلُ مَالَ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِي يَوْمَ الزَّحْفِ     وَقَدْفُ الْمُخْصَنَاتِ الْمَؤُ‎مِنَاتِ الْغَافلات
(رواه الشيخان)                                                                   

Artinya : Dari Abi Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘ Jauhilah olehmu tujuh (perkara) yang membinasakan di neraka.” Nabi ditanya,’ Apa saja tujuh perkara itu ya Rasulullah?’ Rasulullah SAW menjawab,’ Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan jalan yang sah menurut syara’, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari medan perang, dan menuduh berzina terhadap wanita baik – baik yang tak pernah ingat berbuat keji, lagi beriman’.”(HR. Bukhari dan Muslim)

3.Had Qadzaf
      Orang yang menuduh seseorang berbuat zina, maka hukuman di dunia adalah didera (dijilid) sebanyak 80 kali.


Firman Allah SWT :


وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً وَلا تَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ                                                                                                            

Artinya:” Dan orang – orang yang menuduh perempuan – perempuan yang baik (berzina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka sebanyak delapan puluh kali, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka selama lamanya. Mereka itulah orang – orang yang fasik.” (QS. An – Nur : 4)

Rasulullah SAW Bersabda :

عَنْ عَائِشَة قَالَتْ : لَمَّانَزَلَ عُذْرِي قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَلَى الْمِنْبَرِ فَذَكَرَذٰلِكَ وَتَلَا الْقُرْاٰنِ فَلَمَّا نَزَلَ اَمَرَ بِرَجُلَيْنِ وَاَمَرَاَةٍ فَضِرِبُوا حَدَّهُمْ
  ()اخرجه احمد ولاربعة

Artinya: “ Dari Aisyah RA. Ia berkata, ‘Setelah uzurku turun, Rasulullah berdiri di atas mimbar dan beliau menerangkan persoalan itu lalu membacakan Al – Qur’an dan setelah beliau turun, beliau menyuruh mereka menghukum dua orang laki – laki dan seorang perempuan ( yang menuduh Aisyah berzina) dengan hukuman cambuk terhadap mereka’. “ (HR. Ahmad dan Imam Hadis yang empat)

  Adapun had qadzaf bagi hamba sahaya yang menuduh berbuat zina adalah separuh dari had yang merdeka, yaitu didera sebanyak empat puluh kali. Had ini diqiyaskan kepada ayat QS. An – Nisa : 25.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amir Rabi’ah RA., ia berkata :

فَقَالَ اَدْرَكْتَ عُمِرِبْنِ الْخَطَّاب وَعُثْمَانِ بْنِ عَفَّان وَالْخُلِفَاءَوَهَلُمَّ جَرًا فَمَا رَاَيْتَ اَحَدًا جَلَدَ عَبْدً فِي قَرْيَةِ اَكْثَرَ مَنْ  اَرْبَعِنَ
(رواه ملك والثورى)                                                                                                           

Artinya : “Sungguh saya telah mendapati Abu Bakar, Umar, Utsman, dan orang – orang sesudag mereka, saya tidak melihat mereka menjatuhi hukuman jilid kepada hamba sahaya karena menuduh zina, kecuali empat puluh kali jilid.” (Diriwayatkan oleh Malik dan Tsauri)

4.Syarat - syarat Dikenakan Had Qadzaf
      Orang yang menuduh berbuat zina dapat dikenakan 80 kali atau 40 kali jilid apabila memenuhi syarat – syarat berikut:

a. Orang yang sudah baligh, berakal sehat dan bukan orang tua si tertuduh ( ayah, ibu, kakek, nenek, dan seterusnya ke atas)
b. Orang yang dituduh adalah orang yang terpelihara, dalam arti ia muslim/muslimah, balig, berakal sehat, dan tidak pernah berbuat zina. Maka had qadzaf tidak dapat dijatuhkan kepada penuduh, jika si tertuduh pernah melakukan zina. Sebab orang yang pernah melakukan berarti tidak muhsan atau terpelihara.
c. Penuduh mengakui perbuatannya sendiri bahwa ia berdusta.

5.Syarat - syarat gugurnya Had Qadzaf

      Orang yang menuduh biasa dikenakan had qadzaf diatas apabila memenuhi syarat – syarat di atas. Tetapi bias bebas dari had qadzaf apabila terjadi salah satu dari tiga keadan di bawah ini:

a. Penuduh dapat mengemukakan empat orang saksi , bahwa tertuduh benar – benar berbuat zina. Syarat saksinya adalah laki – laki, adil, memberikan kesaksian yang sama tentang tempat berzina, waktu, dan cara melakukannya. Dasar hukumnya adalah QS An – Nur : 4

b. Dengan li’an, jika suami menuduh istrinya berzina tanpa mengemukakan saksi empat orang saksi.

    Li’an adalah sumpah suami yang menuduh istrinya berzina. Sumpah tersebut diucapkan empat kali antara lain ucapannya: “Demi Allah, istri saya telah berbuat zina dengan si fulan”. Lalu pada ucapan sumpah kelima ditambah dengan kalimat: “Saya bersedia dikutuk Allah apabila saya berdusta”.

Allah SWT. Befirman :

وَالَّذِينَ يَرْمُونَ أَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ شُهَدَاءُ إِلا أَنْفُسُهُمْ فَشَهَادَةُ أَحَدِهِمْ أَرْبَعُ شَهَادَاتٍ بِاللَّهِ إِنَّهُ لَمِنَ  الصَّادِقِينَ ‎۝ وَالْخَامِسَةُ أَنَّ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَيْه  إِنْ كَانَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (النور : ٦-٧)                                  

Artinya : “ Dan orang – orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak mempunyai saksi – saksi selain diri mereka sendiri, masing – masing orang itu ialah empat kali bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya dia termasuk orang yang berkata benar. Dan (sumpah) yang kelima bahwa laknat Allah akan menimpanya, jika dia termasuk orang yang berdusta.” (Qs. An-Nur : 6-7)

c. Orang yang dituduh memaafkan orang yang menuduh. Hukuman itu adalah hak yang tertuduh, maka Ia berhak untuk mengambilnya atau menghilangkannya. Mengambilnya berarti had qadzaf dilaksanakan, menghilangkannya berarti memaafkan orang yang menuduh dan berarti had qadzaf tidak dilaksanakan.

d. Adanya pengakuan dari tertuduh. Jika seorang penuduh zina tidak dapat mendatangkan empat orang saksi tetapi yang tertuduh mengakui perbuatannya bahwa ia berzina, maka si penuduh bebas dari had qadzaf, sementara yang mengakui perbuatannya berzina, maka dikenai had zina.

6.Hikmah Perbuatan Qadzaf

a. Orang tidak akan sembarangna menuduh seseorang berbuat zina, atau menuduh seseorang berbuat zina, atau dengan arti lain seseorang akan berhati – hati melemparkan tuduhan sebelum terkumpulnya bukti – bukti.
b. Orang – orang Islam akan terjaga / terpelihara dari tuduhan yang tidak berdasar
c.  Peringatan agar tidak sembrono dalam melakukan tuduhan.

7.Menjauhi Perbuatan Qadzaf


       Menuduh seseorang berbuat jahat berarti memfitnah. Fitnah di dalam Al – Qur’an dikatakan berat dosanya lebih dahsyat daripada pembunuh. Orang yang difitnah akan menderita dan sakit hati, bahkan mungkin sakit hatinya akan terus di bawa sampai mati. Jangankan dalam perkara yang besar, seseorang misalnya dituduh mencuri uang seratus rupiah saja, maka ia akan marah atau membela diri.
Dalam hal melempar tuduhan kepada seseorang dengan berdampak besar, khususnya bagi orang yang dituduh akan berakibat menanggung malu, atau jika ada kaitannya dengan orang lain, maka orang yang dituduh nyawanya biasa terancam. Misalnya , jika seorang laki – laki dituduh telah berbuat zina dengan istri orang lain, maka jiwanya bias terancam, yaitu dari suami seorang wanita telah melakukan zina dengannya begitu juga sebaliknya, akan bernasib sama.

      Tuduhan itu adalah ucapan lidah yang sangat ringan diucapkan, tetapi akibatnya sangat besar, baik bagi si pelaku, bagi orang yang dituduh maupun bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, jangan kita sembarangan melempar tuduhan dalam bentuk apapun walau kita mempunyai cukup bukti.

0 Response to "Qadzaf - Tugas Fiqih"

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...